Pola Radiasi Antena Wajanbolic
Oleh : Abilboy19@yahoo.co.id
Karena begitu banyak artikel yang telah membahas apa dan bagaimana cara membuat antena wajanbolic, maka penulis mengasumsikan bahwa pembaca sudah mengerti apa dan bagimana cara membuat antena wajanbolic. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan tentang bagaimana cara menganalisa pola radiasi dari antena wajanbolic.
Dengan mengetahui pola radiasi dari antena wajanbolic, maka kita akan bisa mengetahui seberapa bagus kualitas penangkapan sinyal dari antena wajanbolic yang telah kita buat.
Peralatan yang digunakan pada pengukuran pola radiasi ini diantaranya adalah :
Antena wajanbolic. Antena wajanbolic yang dipakai oleh penulis adalah antena wajanbolic dengan diameter 60 cm dengan menggunakan wifi USB D-Link DWA-110 sebagai penerima sinyal.
Laptop atau PC yang sudah terintall program NetStumbler.
Kabel yang menghubungan wajanbolic dengan laptop (jika menggunakan wifi USB sebagai penerima sinyal, maka kabel yang menghubungkan adalah kabel USB extender, jika menggunakan access point maka kabel penghubung adalah kabel pigtail).
Tripod
Penggaris busur derajat 360 derajat yang terpasang pada tripod.
Access point (set sebagai DHCP server)
Lakukan set-up semua peralatan seperti tampak pada gambar :
Gambar 1. Set up peralatan
Setelah laptop dan access point menyala, langkah berikutnya adalah membuat koneksi dengan access point.
Klik Windows –> All Program –> D-Link –> D-Link Wireless G DWA-110 –> Wireless Connection Manager.
Pilih SSID (dalam hal ini SSID dari acces point yang digunakan oleh penulis bernama “test”) dan tekan Activate.
Gambar 2. Tampilan D-Link Wireless Connection Manager
Pastikan wireless USB adapter telah terkoneksi dengan access point dan telah mendapat IP address secara DHCP.
Jalankan program Network Stumbler.
Klik tanda + pada menu SSID yang ada di sebelah kiri kemudian klik pada nama SSID dari access point dan kemudian angka MAC.
Gambar 3. Tampilan sinyal pada program NetStumbler
Setelah terlihat grafik sinyal, putar antena setiap 10o dengan satu satuan waktu tertentu pada program Network Stumbler.
Putar setiap 10 derajat mulai dari 0 derajat sampai 360 derajat searah jarum jam.
Gambar 4. Pemutaran antena wajanbolic untuk mengetahui kualitas nilai sinyal yang ditangkap di tiap 10 derajat
Catat angka yang ditunjukkan oleh grafik dan simpan hasilnya.
Setelah semua percobaan selesai dilakukan dengan menggunakan antena wajanbolic besar dan kecil, lakukan konversi nilai sinyal dari program Network Stumbler ke nilai dB. Hal ini dilakukan karena nilai level sinyal yang didapat dari program nerwork Stumbler masih dalam bentuk grafik.
Bila nilai level sinyal dari antena wajanbolic setiap perputaran 10 derajat telah didapat, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan normalisasi dengan cara mengurangi nilai level sinyal yang didapat di tiap 10 derajat dengan nilai level sinyal tertinggi yang didapat. Dengan cara tersebut dapat dibuat grafik pola radiasinya dalam digram smithcart.
Berikut adalah data yang didapat oleh penulis :
Gambar 5. Tabel pola radiasi
Dari data tersebut bisa digambar pola radiasi antena wajanbolic.
Gambar 6. Pola radiasi antena wajanbolic
Beamwidth = 13 derajat
Dari pola radiasi pada gambar, bisa diukur nilai beamwidth atau sudut tembak. Semakin kecil nilainya semakin bagus yang berarti semakin fokus. Semakin fokus maka kualitas sinyal yang kita dapatkan akan semakin baik pula.
Oleh : Abilboy19@yahoo.co.id
Karena begitu banyak artikel yang telah membahas apa dan bagaimana cara membuat antena wajanbolic, maka penulis mengasumsikan bahwa pembaca sudah mengerti apa dan bagimana cara membuat antena wajanbolic. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan tentang bagaimana cara menganalisa pola radiasi dari antena wajanbolic.
Dengan mengetahui pola radiasi dari antena wajanbolic, maka kita akan bisa mengetahui seberapa bagus kualitas penangkapan sinyal dari antena wajanbolic yang telah kita buat.
Peralatan yang digunakan pada pengukuran pola radiasi ini diantaranya adalah :
Antena wajanbolic. Antena wajanbolic yang dipakai oleh penulis adalah antena wajanbolic dengan diameter 60 cm dengan menggunakan wifi USB D-Link DWA-110 sebagai penerima sinyal.
Laptop atau PC yang sudah terintall program NetStumbler.
Kabel yang menghubungan wajanbolic dengan laptop (jika menggunakan wifi USB sebagai penerima sinyal, maka kabel yang menghubungkan adalah kabel USB extender, jika menggunakan access point maka kabel penghubung adalah kabel pigtail).
Tripod
Penggaris busur derajat 360 derajat yang terpasang pada tripod.
Access point (set sebagai DHCP server)
Lakukan set-up semua peralatan seperti tampak pada gambar :
Gambar 1. Set up peralatan
Setelah laptop dan access point menyala, langkah berikutnya adalah membuat koneksi dengan access point.
Klik Windows –> All Program –> D-Link –> D-Link Wireless G DWA-110 –> Wireless Connection Manager.
Pilih SSID (dalam hal ini SSID dari acces point yang digunakan oleh penulis bernama “test”) dan tekan Activate.
Gambar 2. Tampilan D-Link Wireless Connection Manager
Pastikan wireless USB adapter telah terkoneksi dengan access point dan telah mendapat IP address secara DHCP.
Jalankan program Network Stumbler.
Klik tanda + pada menu SSID yang ada di sebelah kiri kemudian klik pada nama SSID dari access point dan kemudian angka MAC.
Gambar 3. Tampilan sinyal pada program NetStumbler
Setelah terlihat grafik sinyal, putar antena setiap 10o dengan satu satuan waktu tertentu pada program Network Stumbler.
Putar setiap 10 derajat mulai dari 0 derajat sampai 360 derajat searah jarum jam.
Gambar 4. Pemutaran antena wajanbolic untuk mengetahui kualitas nilai sinyal yang ditangkap di tiap 10 derajat
Catat angka yang ditunjukkan oleh grafik dan simpan hasilnya.
Setelah semua percobaan selesai dilakukan dengan menggunakan antena wajanbolic besar dan kecil, lakukan konversi nilai sinyal dari program Network Stumbler ke nilai dB. Hal ini dilakukan karena nilai level sinyal yang didapat dari program nerwork Stumbler masih dalam bentuk grafik.
Bila nilai level sinyal dari antena wajanbolic setiap perputaran 10 derajat telah didapat, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan normalisasi dengan cara mengurangi nilai level sinyal yang didapat di tiap 10 derajat dengan nilai level sinyal tertinggi yang didapat. Dengan cara tersebut dapat dibuat grafik pola radiasinya dalam digram smithcart.
Berikut adalah data yang didapat oleh penulis :
Gambar 5. Tabel pola radiasi
Dari data tersebut bisa digambar pola radiasi antena wajanbolic.
Gambar 6. Pola radiasi antena wajanbolic
Beamwidth = 13 derajat
Dari pola radiasi pada gambar, bisa diukur nilai beamwidth atau sudut tembak. Semakin kecil nilainya semakin bagus yang berarti semakin fokus. Semakin fokus maka kualitas sinyal yang kita dapatkan akan semakin baik pula.